Roh Kudus, Roh Yang Berkarya Untuk Kebaikan (Roma 8: 24-30)

Renungan Minggu, 23 Mei 2021
(Hari Pentakosta dan Unduh-unduh)

ROH KUDUS, ROH YANG BERKARYA UNTUK KEBAIKAN (Roma 8: 24-30)

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
(Roma 8: 28)

 

oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

 

Roh Kudus, Roh Yang Berkarya Untuk Kebaikan
(Hari Pentakosta dan Unduh-unduh)

Sudah 2 kali Pentakosta, selama kita menjalani pergumulan perjuangan pandemi.
Jangan gelisah
Janganlah gentar
Ibu, bapak dan suadara-saudari..
Jangan gelisah
Janganlah gentar
Menghadapi dan menjalani tantangan berat yang masih kita jalani bersama di pandemi sekarang ini.
Janganlah gelisah
Janganlah gentar
Ketika tambah lagi dengan berbagai bencana alam, kecelakaan, berbagai tindak kekerasan, kejahatan, dan bahkan perang berkecamuk lagi.
Jangkau gelisah
Janganlah gentar hatimu
Sebab apa?
Roh Tuhan menyertai
Roh Kudus diam di dalam Anda dan saya
Roh-Nya selalu menjaga, menegur, menghibur, menguatkan dan menyelamatkan ibu, bapak, saudara-saudari.

Roh Tuhan itu digambarkan api.
Ada energi, ada power, ada semangat dan kehidupan.
Namun api juga menggambarkan:
Ada kelembutan, ketenangan, kejelasan dan karena selalu ada terang. Api yang menyejukkan.
Bukan menghabisi namun memberi kekuatan dan ketenangan, kedamaian dan menyelamatkan kita.
Roh yang selalu berkegiatan, selalu berkarya.

1. Roh yang Berkarya
Karya kegiatan Roh Kudus adalah menolong orang percaya ketika berdoa misalnya, ada tiga pengamatan yang penting:
1) Anak Tuhan memiliki dua pengantara ilahi. Kristus berdoa bagi orang percaya di dalam sorga (bandingkan dengan 1 Yohanes 2:1)
dan Roh Kudus berdoa di dalam orang percaya di bumi, baca ulangi maknai ayat 26, “… sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”
2) Keinginan dan kerinduan rohani orang percaya bersumber pada Roh Kudus, yang diam di dalam hati kita. Roh Kudus sendiri juga mengeluh, mendesah, dan menderita di dalam kita, mendambakan hari akhir penebusan. Dia memohon kepada Bapa untuk keperluan kita “sesuai dengan kehendak Allah” (ayat 27)
3) “Dengan keluhan-keluhan” (ayat 26 tadi) mungkin sekali menunjuk bahwa Roh berdoa bersamaan dengan keluhan orang percaya. Keluhan ini terjadi di dalam hati orang percaya.

Berkarya bekerja memenuhi hati, pikiran dan seluruh pancaindra kita. Berkarya menjamah dan memulihkan kita. Seperti bunyi yang jelas dari Nats Minggu di Hari Pentakosta, masih di tengah kita berjuang menjalani pandemi berat sekarang, tahun 2021 ini, bahwa, “ Kita tahu sekarang, bahwaAllah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”

Roh Allah merengkuh kita
Agar kita dipenuhi-dimampukan untuk merengkuh kerapuhan kita dan khususnya kerapuhan orang lain.

Semakin lama berkepanjangan pandemi berlangsung, perhatikan: tampaknya manusia (termasuk Anda dan saya), kita semua, mulai lagi tergoda untuk kembali ke keburukan-keburukan kita yang lalu: egoisme terlalu dan selalu mementingkan diri sendiri, juga kesombongan, kita mulai angkuh lagi, dan mulai tipis akan kepekaan dan sedikit-sedikit mulai tergoda untuk membully dan apalagi menghakimi orang lain.

Jangan dong ibu, bapak dan saudara-saudari.. ayo kembali ke Ajaran kebaikan Tuhan: Kasih. Karena Roh Kudus itu adalah Roh Kasih. Roh Sumber Kebenaran dan Kebaikan untuk saya, Anda, kita dan untuk semua orang.

2. Roh untuk Kebaikan
Ketika Paulus menulis surat ini, sebagian besar orang percaya di kota Roma, sedang atau akan mengalami penderitaan dahsyat. Paulus sendiri berulangkali mengalami penderitaan. Maka nasihat yang ia berikan ini bukan omong kosong, tetapi prinsip teologis penting yang teruji.
Paulus tidak menghadapi penderitaan dengan menyang-kali faktanya atau mengelakkannya. Orang Kristen yang setia kepada Kristus dan kehendak-Nya pasti harus menanggung berbagai bentuk penderitaan.

Penderitaan tidak untuk dihindari, tetapi dihadapi dengan kebenaran firman. Dengan cara itu orang Kristen beroleh kekuatan yang membuat mereka dapat bertahan secara kreatif. Kebenaran apa yang Paulus bukakan? Kreatif seperti apa yang dimungkinkan Allah bagi orang Kristen yang sedang menderita?

Fakta penderitaan kini harus dihadapi dengan fakta kemuliaan kelak yang akan Tuhan nyatakan bagi anak-Nya (18). Sedahsyat segelap apa pun penderitaan yang kita alami dan kekelaman perasaan yang diakibatkannya, tidak dapat dibandingkan dengan perjumpaan kita dengan Tuhan kelak dan fakta kita akan bersama-Nya kekal. Penderitaan dapat menjadi alat Tuhan mengobarkan pengharapan iman yang kreatif.

Dengan urapan Roh Kudus yang penuh kasih karunia kita bisa jalani penderitaan pandemi dan berbagai tantangan kehidupan agar tumbuh ketekunan, tahan uji, pengharapan. Harapan itu lebih penuh lagi sebab seluruh alam semesta yang telah dirusak dosa ini pun kelak akan dimurnikan dari dosa.

Paulus juga mengingatkan kekuatan itu datang bukan hanya dari berpegang pada konsep kebenaran, tapi dari Roh Kudus. Roh kekudusan dan kekuatan dari Allah menjadi Penghibur, Penopang, Penasihat. Ia pendamping dan rekan doa tepercaya sepanjang kita menjalani dunia nestapa ini (26-27).

Roh Kudus adalah sumber penghiburan dan kekuatan kekal dalam penderitaan pandemi ini, penderitaan sementara ini. Ya amini dan imani dalam Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, dan.. seperti apa yang kita Rayakan Hari ini (HARI Pentakosta) – dalam Roh Kudus bahwa pandemi ini adalah sementara.
Namun Tuhan adalah Kekal.
Memulihkan ibu, bapak dan saudar-saudari, juga saya dan kita, semua manusia yang mau percaya dan hidup melakukan Firman-Nya. Sehingga kita menjadi berani (lagi), dan atau semakin berani, untuk mengasihi kepada sesama manusia di tengah Pandemi sekarang.

Kuasa daging kedagingan kita manusia tidak akan bisa memampukan kita menjalani dan melewati pandemi dan berbagai tantangan berat kehidupan.

Hanya Kuasa Api yang bisa. Kuasa Api Roh Kudus yang memberi kesejukan sekaligus membakar yg buruk dan busuk dalam kita, dan Api yang akan selalu menyalurkan-memberi semangat kekuatan untuk merengkuh kerapuhan pribadi, kelemahan-kelemahan tiap kita. Jelas sekali itu ditegaskan Paulus di ayat 26 tadi, “ Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; … tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”

Bahkan merengkuh kerapuhan orang lain, keluarga, sahabat, saudara-saudari seiman, bahkan merengkuh kerapuhan tetangga dan sesama manusia suku, bangsa, ras dan agama apapun juga.

Sehingga banyak kebaikan-kebaikan yang muncul dan lebih banyak kebaikan dibagikan. Saling peduli, saling mendoakan, saling memerhatikan, saling memberi kekuatan dan penghiburan. Saling memberi, menolong dan saling membantu. Oleh Api Kasih sayang. Api Cinta Kasih dalam kita dan dibagikan ke semua orang dan kehidupan.

Dia Roh penuh Cinta Kasih Sayang yang berkarya seterusnya dan selamanya. Kemarin, hari ini dan berkarya seterusnya dan selama-lamanya.

Selamat semakin dipenuhi Roh Kudus.
Selamat dijamah Roh Kudus lebih lagi.
Selamat lebih banyak dan lebih sering membagikan kebaikan kepada keluarga, sesama manusia dan seluruh kehidupan.

Selamat Hari Pentakosta

Amin.

Media: GKJ-N/No.21/05/2021

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share