BERTEKUN DALAM DOA
(Taberi Salebeting Pandonga)

(LUKAS 11: 5-13)

”Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”
(Lukas 11: 9, TB2
)

Bertekun dalam Doa (Taberi salebeting Pandonga)

Berdoa harus fokus dan konsisten, bertekun dalam doa dan berdoa. Di konteks bacaan Firman Minggu terakhir Juli 2025 ini, digambarkan seperti orang yang mencari sesuatu, atau mengetuk pintu (baca dan maknai ulang ayat 9-10).
Siapa yang bertekun, pasti akan mendapatkan, dan pintu akan dibukakan. Hanya mereka yang sungguh-sungguh berusaha dan konsisten akan mendapatkan apa yang dicari. Sebab doa adalah berbicara kepada Allah dengan segala kerendahan hati, menyampaikan kerinduan hati, dan bersedia bertekun menanti jawaban yang sesuai dengan kehendak-Nya. Berdoa harus datang dari dalam diri dan bukan meniru gaya berdoa orang lain.

Ketika seorang dari murid-murid-Nya memohon supaya diajarkan berdoa seperti murid-murid Yohanes, Yesus sebagai guru dan Tuhan mengajarkan doa yang lahir dari dalam diri. Doa itu lahir dari kedekatan hubungan dengan Bapa yang memahami dan menjawab doa. Lalu mengapa berdoa penting? Karena doa merupakan kebutuhan mendasar yang lahir dari hubungan yang akrab dengan Bapa. Doa muncul dari iman. Doa membuktikan relasi hangat dengan Allah. Doa merupakan bukti cinta kepada Allah Tuhan Yesus pun bertekun menyediakan waktu untuk berdoa di dalam hidup dan pelayanan-Nya kepada manusia. Dalam ora et Labora, berdoa dan berusaha/belajar/bekerja dengan ketekunan atau kegigihan, kita akan jauh lebih berhasil dalam berurusan dengan sesama. Ini tidak berarti bahwa Allah dapat digerakkan untuk bertindak dengan ketekunan atau kegigihan kita. Kita tidak bisa menganggu Allah, dan dengan bersikap demikian pun kita tidak akan mengubah rencana dan tujuan-Nya.

Namun dengan bertekun dalam doa dan perbuatan kasih nyata, kita bisa berhasil dengan manusia karena mereka tidak senang akan hal itu, tetapi kita bisa berhasil dengan Tuhan Allah karena Dia senang akan hal tersebut. Di tengah berbagai pergumulan geo politik dan geo ekonomi bangsa bahkan dunia kini, mari semakin percaya, menikmati doa dalam hubungan kita, sebagai anak, dan Allah sebagai Bapa kita. Mari bertekun dalam doa.

Amin.

Media: GKJ-N/No.04/07/2025

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.