KELUARGA SENANTIASA BERDOA DAN BEKERJA
(LUKAS 18: 1-8)

β€œTidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?”
(Lukas 18: 7, TB2)

Berdoalah tanpa jemu, Allah Bapa di surga pasti mendengar, dan Bapa pasti menjawab, tentu dengan cara-Nya yang ajaib dan melalui – menyertakan kegigihan kerja upaya kita. Baik sebagai pribadi, juga kita sebagai keluarga-keluarga Allah Bapa. Sungguh menarik Tuhan Yesus Kristus sendiri pernah membandingkan Allah dengan bapak di dunia ini dari sisi positif. Kalau bapak di dunia tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa di surga, pasti memberikan yang terbaik!

Dalam perumpamaan ini, sang hakim lalim mengabulkan permohonan si janda bukan karena hakim ini memang adil dan membela hak-hak orang tertindas. Hakim ini bertindak karena ia tidak mau disusahkan oleh si janda yang “rewel”. Sebenarnya yang si janda minta adalah haknya. Menjadi janda pada masa itu memang merupakan hal terburuk yang dialami seorang wanita. Ia tidak memiliki hak apa pun dalam masyarakat patrilineal. Tak ada keluarga yang melindungi dia. Baik keluarganya sendiri, karena sejak ia menikah ia bukan lagi anggota keluarga orang tuanya; maupun keluarga almarhum suaminya, yang menganggap bahwa dengan kematian sang suami, sang janda bukan lagi bagian, apalagi kewajiban mereka. Hanya kepada satu orang saja si janda itu bisa berpaling, yaitu pada hakim yang berkewajiban membela hak-hak janda.

Bahwa apa yang sangat diinginkannya adalah kesembuhan: Bukankah bapak akan melakukan apa saja? Perhatikanlah, ketika orang Perumpamaan ini menunjukkan betapa besar kuasa yang timbul dari kegigihan. Usaha dan berdoa tak jemu-jemu, tanpa mengenal rasa bosan, akan membuahkan hasil. Tuhan Yesus memberikan contoh bagaimana hal itu bisa berhasil di hadapan seorang hakim yang lalim, tidak takut akan Allah, dan tak menghormati seorang pun.

Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang dan malam berseru kepada-Nya?
Kalau hakim yang lalim akhirnya terpaksa mengabulkan permohonan si janda, maka terlebih lagi Allah Bapa yang memang mengasihi keluarga kita, apalagi saat mengalami pergumulan yang berat. Pasti Ia akan membela umat-Nya yang tiada jemu berdoa dan sekaligus gigih berusaha. Selamat menjadi β€œfamilia quae orat et laborat”, tiada jemu gigih setia menjadi keluarga yang berdoa dan bekerja.

Amin.

Media: GKJ-N/No.03/10/2025

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.