Renungan Minggu – 21 Maret 2021
MENELADAN KETAATAN YESUS (Ibrani 5: 5-10)
“Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya”
(Ibrani 5: 8)
oleh : Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th
Meneladan Ketaatan Yesus
Ambang kekebalan tubuh setelah divaksin (2 kali) belum ada pihak yang bisa memastikan.
Jadi baik belum atau sudah mendapat vaksin, harus tetap taat melakukan 3 M.
Masih ingat 3M tentunya ibu, bapak dan saudari-saudara semua.. ya benar: Memakai Masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak. Jangan abai, kita harus tetap taat.
Di dalam teks pembacaan Firman Minggu ini, ada pengajaran dan refleksi kuat tegangan ketaatan Tuhan Yesus Kristus.
Adakalanya kita juga menghadapi berbagai pencobaan dan doa kita yang sungguh-sungguh tampaknya tidak didengar. Pada saat-saat semacam itu, kita harus ingat bahwa Yesus telah diuji dengan cara yang sama dan bahwa Allah akan memberikan kasih karunia yang cukup kepada kita untuk mengalami penderitaan yang diizinkan-Nya dalam kehidupan kita, mari perhatikan lagi Ibrani 5:8, ayat Nats kita kali ini, demikian, ”Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,”
1. Ketaatan Kristus
Konteks refleksi Sabda Firman Minggu Pra Paskah V ini merupakan saat Dia – Tuhan Yesus Kristus – belajar untuk taat seperti halnya manusia yang lain. Melalui pengalaman ini Dia dilengkapi. Ini merupakan saat Dia hidup di dalam daging. Khusus dari dan kepada masa penderitaan-Nya ketika di taman Getsemani, seperti tertera di ayat 7 demikian, “Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.”
Betapa melukiskan penderitaan dengan memakai istilah doa, permohonan, ratap tangis dan keluhan. Musuh yang dihadapi-Nya adalah maut – baik secara jasmani maupun, karena kedudukan-Nya selaku pemikul dosa, secara rohani, sebab ketika itu Dia menanggung seluruh murka Allah yang seharusnya diterima oleh orang-orang berdosa. Permohonan-Nya akan kelepasan dikabulkan sepenuhnya melalui Kebangkitan bersamaan dengan pemberitaan bahwa maut telah dikalahkan. Melalui pengalaman ini Kristus mengenal ketaatan karena Ia tidak mungkin mengenalnya melalui cara yang lain. Secara harfiah, Dia telah belajar dari hal-hal yang diderita-Nya, sebuah permainan kata yang terungkap di dalam peribahasa Yunani emathen-epathen.
Setelah memenuhi syarat secara sempurna untuk menduduki jabatan selaku imam besar, di ayat 9 jelas ditegaskan bahwa Kristus menyediakan keselamatan yang abadi.
2. Mari Meneladani
Melanjutkan refleksi dan pemaknaan kita di ayat 9 tadi, melalui penderitaan-Nya ini Dia mencapai kesempurnaan, dan menjadi pelaku keselamatan kekal bagi semua orang yang taat kepada-Nya. Oleh karena itu mari meneladani.
Pertama, mari siap menjalani tantangan – penderitaan hidup. Karena meneladani Tuhan Yesus Kristus, melalui penderitaan-Nya, kita mengimani dan mengamini bahwa Kristus disucikan bagi jabatan-Nya, disucikan oleh darah-Nya sendiri.
Kedua, melaui penderitaan-Nya juga, Kristus menunaikan bagian dari jabatan-Nya yang harus dilakukan di bumi ini, membuat perdamaian bagi pelanggaran, dan dalam hal ini Dia dikatakan mencapai kesempurnaan. Mari mau berdamai ibu, bapak, saudara dan saudari, berdamai dengan diri sendiri di tengah pandemi yang masih berat selarang ini. Juga mari siap dan dimampukan berdamai dengan orang lain dan dengan kehidupan yang masih berat sekarang ini. Mari melakukan rekonsiliasi yang sempurna – maksudnya dengan Kasih terus menerus berdamai.
Ketiga, setalah taat berjuang melakukan hal pertama dan kedua tadi, maka mari semakin menjadi pelaku ketaatan itu dengan nyata tanpa henti! Seperti Yuhan Yesus Kristus telah menjadi pelaku keselamatan kekal bagi manusia. Dengan penderitaan-Nya Dia telah membayar lunas harga dosa dan kesengsaraan, dan mendapatkan kesucian dan kebahagiaan penuh bagi umat-Nya. Mengenai keselamatan ini Dia telah memberitakannya di dalam Injil. Dia telah mengajukan penawaran mengenainya dalam kovenan (perjanjian) yang baru, dan telah mengutus Roh untuk memampukan manusia untuk menerima keselamatan ini.
Ibu, bapak dan saudara-saudari. Keselamatan kekal sebenarnya hanya dianugerahkan kepada orang-orang yang taat kepada Kristus. Yukk taat secara rohani dan juga jasmani (menjaga kesehatan).
Secara rohani, belunlah cukup hanya memiliki pengetahuan mengenai ajaran Kristus, atau mengaku beriman kepada-Nya, tetapi juga kita harus mengindahkan firman-Nya dan taat kepadaNya. Hanya untuk orang-orang yang taat kepada-Nya, mengabdi kepada-Nya, menyangkal diri mereka sendiri dan memikul salib mereka, serta mengikuti-Nya, Dia akan menjadi pelaku, “aitios”
Secara jasmani, menjadi “aitios” di tengah pendemi. Apalagi kini Covid sudah bermutasi, ada varian Covid yang baru, dan sudah masuk Indonesia. Sebaliknya yang sudah atau belum vaksin tetaplah taat (minimal) melakukan 3M. Dan taat dalam melakukan berbagi dan peduli mengasihi banyak orang lain, walau keadaan pandemi ini keadaan kitapun sedang berat.
Yuk tetap taat pakai masker
Taat menjaga jarak
Tetap taat rajin mencuci tangan
T A A T (bolak balik tetap sama) T A A T
Amin.
Media: GKJ-N/No. 12/03/2021
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.