BIJAKSANA MEMELIHARA KASIH PERSAUDARAAN
(Wicaksana Ngrimat Katresnaning Pasaduluran)
(IBRANI 13: 1-8)
βPeliharalah kasih persaudaraanβ
(Ibrani 13: 1, TB2)

Sesungguhnya, ungkapan βKasih persaudaraanβ berasal dari ungkapan kalimat “kasih terhadap saudara-saudara” (di ayat 1 perikop kita kali ini, diterjemahkan dari kata terkenal Filadelfia (philadelphia). Merupakan Kasih alami yang normalnya saling dimiliki oleh saudara dan saudari. Perlunya kasih semacam itu sering ditekankan oleh Paulus dan juga Petrus.
Hal tersebut tentu berasal dari ajaran Rabuni (Guru) dan Tuhan, Yesus Kristus, yang mengajar menetapkan umat-Nya menjadi saudara dan saudari sejati dengan contoh kasih-Nya bagi mereka, yang membantu mengembangkan kasih di antara mereka (khususnya di Yohanes 13:34-35). Tuhan Yesus berkata, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orangakan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”. Orang-orang Ibrani ini yang sekarang adalah saudara dalam Kristus memiliki kasih persaudaraan, tapi mereka harus membuat kasih itu berlanjut terus.
Sebagai orang Yahudi, mereka punya semangat kekeluargaan, meski pertikaian meningkat di kalangan sekte-sekte di Yerusalem. Ketidakharmonisan itu menimbulkan pelbagai konsekuensi yang mengerikan pada tahun 70 Masehi. Perpecahan yang tajam di antara orang-orang Yahudi di Yerusalem adalah penyebab sebenarnya bagi penolakan mereka untuk menyerah kepada pasukan Romawi. Hal ini menimbulkan penderitaan yang mengerikan. Kurangnya kasih persaudaraan mungkin telah tumbuh di antara orang Kristen Yahudi saat itu.
Ya, dengan hikmat Roh Kudus, kebijaksanaan dan Kasih Allah Bapa, maka Tuhan Yesus Kristus adalah pendiri persaudaraan besar, yang harus dicintai oleh semua murid, dan umat jemaat pengikutnya. Termasuk hingga kini, kita semua di zaman now, bahkan hingga besok dan selamanya. Tentu saja, ini melibatkan pemahaman tentang apa itu persaudaraan. Setelah pengertian itu ditetapkan, kita harus bertekun untuk mengasihi orang-orang yang menjadi bagian persaudaraan itu. Di antara orang-orang Kristen ini, persaudaraan ditentukan oleh kesediaan seseorang untuk meninggalkan bait suci, kota suci, dan agamanya untuk menjadi bagian dari ikatan murid-murid dan umat Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat dunia.
Idealnya, kita akan mengasihi semua orang yang Yesus terima sebagai anak-anak Allahβmereka yang telah menjadi anak karena iman dan baptisan ke dalam Kristus. Tetapi kini juga patut diluaskan kepada semua manusia. Bahkan persaudaraan dengan pemeluk agama apapun, dan berasal dari negara manapun. Karena Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia, untuk semua manusia bahkan segenap kehidupan semesta.
Amin.
Media: GKJ-N/No.05/08/2025
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.
