Engkau Berharga Di Mata-Ku (Yesaya 43: 1-7)

Renungan Minggu, 9 Januari 2022

ENGKAU BERHARGA DI MATA-KU
(Yesaya 43: 1-7)

“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.”
(Yesaya 43: 4)

 

oleh : Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.

 

Engkau Berharga Di Mata-Ku

Banyak orang sering terjebak memandang diri sendiri sebagai manusia yang tidak berharga.
Ada beberapa sebab yang membuat seseorang memiliki pandangan yang demikian.
Ia menganggap dirinya bukan sebagai orang yang sukses, pintar, kaya, berkuasa.
Ia merasa punya nasib buruk dibandingkan orang lain yang terlihat sukses, pintar, kaya, dan berkuasa.
Karena nasibnya yang demikian, ia memandang dirinya sendiri sebagai pribadi yang tidak berharga.

Ia semakin merasa sebagai pribadi yang tidak berharga ketika pengalaman hidupnya menunjukkan bahwa ia sering diremehkan dan tidak dihargai karena statusnya tersebut.
Temannya yang kaya dan punya jabatan lebih dihargai dibandingkan dirinya yang tidak kaya dan tidak punya jabatan.
Pengalaman semacam ini semakin dalam membuat perasaan tidak berharga dalam hidupnya.

Apakah benar manusia tidak berharga?
Dunia memang sering menggolongkan dan membeda-bedakan manusia.
Manusia diberi harga sesuai dengan kepentingan dunia.
Semakin seseorang dipandang menguntungkan, semakin ia akan dipandang berharga. Harga manusia sering hanya diukur dengan untung dan rugi yang dihasilkannya.

Namun demikian, pandangan dunia tidak sama dengan pandangan Allah atas manusia. Manusia begitu berharga di hadapan Allah.
Keberhargaan manusia ini bukan ditentukan atas keberadaan manusia, melainkan atas keberadaan Allah yang mengasihi manusia.
Apapun kondisi kita: kaya-miskin, pintar-bodoh, sukses-gagal, sehat-sakit, tidak akan mengurangi keberhargaan manusia di hadapan Allah.

Keberhargaan manusia ini tersebar di banyak firman Tuhan dalam perikop ini: “Aku telah menebus engkau.” “Aku telah memanggil engkau.” “Aku menyertai engkau.” “Akulah Tuhan, Allahmu.” “Juruselamatmu:. “Aku menebus engkau.” “Aku mengasihi engkau.” Semua sabda Allah  itu dengan jelas menandaskan keberhargaan kita di hadapan Allah.

Jadi, janganlah kita mudah merasa menjadi orang yang tidak berharga di dunia ini. Jangan biarkan dunia menentukan “harga” kita berdasar kriteria untung-rugi keberadaan kita bagi dunia. Kita berharga di mata-Nya.
Kita berharga di hadapan-Nya.
Keyakinan semacam ini  memampukan kita bersyukur atas keberadaan hidup kita dan akan memberi kekuatan bagi kita untuk untuk berpulih dalam segala kondisi hidup yang terjadi dalam hidup kita.

Amin.

Media: GKJ-N/No.02/01/2022

Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.

Share