MERASAKAN BERKAT DAN KEBAHAGIAAN DALAM KRISTUS
(Matius 5: 1-12)
“Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Matius 5: 12)
Merasakan Berkat dan Kebahagiaan dalam KRISTUS
Teks dan konteks kita Minggu ini adalah Ucapan Bahagia pengajaran langsung dari Tuhan Yesus Kristus, masuk ke dalam “Khotbah di bukit” dan sama dengan yang dicatat dalam Lukas 6:20-49, perbedaan-perbedaannya dapat diselaraskan atau dijelaskan, dan persamaan pada bagian permulaan, pada bagian akhir, pokok pembahasan, dan bahkan pemaknaan isi pesannya.
1. Dalam Kristus
Penulis Matius telah melukiskan kegiatan Kristus memberitakan datangnya Kerajaan Allah, adalah wajar baginya untuk mencantumkan suatu pembahasan penuh oleh Yesus mengenai hal ini.
Dengan demikian, Khotbah di Bukit terutama bukanlah pernyataan sejumlah prinsip bagi gereja Kristen (yang masih belum terungkap), bukan pula berita penginjilan bagi mereka yang belum diselamatkan, namun merupakan suatu gambaran tentang prinsip-prinsip yang akan merupakan ciri dari kerajaan Mesianis yang diberitakan Kristus.
Belakangan, penolakan oleh bangsa Israel akan Raja mereka menunda kedatangan dari kerajaan ini, tetapi bahkan saat ini orang Kristen. yang telah bersumpah untuk setia kepada sang Raja, dan dipersiapkan secara rohani untuk menantikan berkat-berkat kerajaan-Nya dapat membaca, mendengar dan mencerna secara iman, pengharapan dan Kasih tentang maksud Allah di dalam khotbah yang indah ini serta akan menyetujui bahwa khotbah ini berisi ajaran bertaraf tinggi.
2. Merasakan – Membagikan Berkat dan Kebahagiaan
Tuhan Yesus Kristus langsung membentangkan semangat baru yang menjiwai Kerajaan Allah, dalam sebuah wejangan yang tidak dicantumkan Markus, yang harus menjiwai anggota-anggota Kerajaan Allah, Mat 5:3-48,?dengan semangat manakah mereka diajak “menggenapi” hukum kasih untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, orang harus mengambil keputusan yang pantang mundur, lalu melaksanakannya dengan bergembira sukacita, salah satunya seperti termaktub jelas dalam nas kita di Minggu ini ada di ayat 12, sangat kuat dan indah.
Juga Tuhan Yesus mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati adalah pemberian Allah kepada mereka yang memiliki sikap hidup yang benar, yaitu mereka yang tidak mengikatkan diri pada harta duniawi karena mereka justru akan memiliki harta surgawi. Orang yang berduka cita oleh sebab di dunia ini tidak memiliki apa-apa justru akan berbahagia oleh penghiburan surgawi (baca ayat 3-4).
Selanjutnya, mereka yang lemah lembut, merekalah yang mewarisi bumi (di ayat 5). Orang yang lapar dan haus akan kebenaran serta mencari harta surgawi, pasti dipuaskan. Lalu siapa yang murah hati, membagi-bagikan bukan mengumpulkan justru akan menikmati kelimpahan.
Siapa yang suci hatinya, yang menujukan fokus hidupnya pada Allah dan bukan pada dunia adalah orang-orang yang akan melihat dan menikmati Allah. Sedangkan mereka yang membawa damai dan menebarkan kasih Allah, akan disebut anak-anak Allah (baca dan maknai ayat 7-9).
Akhirnya di ayat 11-12, firman kepada kita dan atau mereka yang menderita oleh karena nama Allah, Allah sendiri yang akan melimpahi berkat anugerah dan kebahagiaan sukacita kekal.
Mari, melanjutkan Bulan baru -Februari- di depan, menghidupi kasih di Tahun 2023 dengan berorientasi menyenangkan hati Allah, dengan berbahagia membahagiakan sesama manusia: keluarga, tetangga, sahabat dan khususnya berbagi peduli kepada mereka yang berbeban berat.
Mari makin dekat Tuhan Yesus, semakin kita mirip Dia yakni dengan nyata di keseharian kita: semakin dipakai-Nya membagikan berkat dan kebahagiaan Kristus, dengan semangat berbahagia, dan kita pun akan semakin berbahagia.
Amin.
Media: GKJ-N/No.05/01/2023
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.