KENAIKAN YESUS MEMULIHKAN HIDUP ORANG PERCAYA (KISAH PARA RASUL 1 : 6-11)
“Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.”
(Kisah Para Rasul 1: 9)
Kenaikan Yesus Memulihkan Hidup Orang Percaya
Seorang wanita pernah menunjukkan sebuah sapu tangan mahal yang ada noda tinta di atasnya kepada John Ruskin, kritikus seni terkemuka di Inggris. Wanita itu mengatakan bahwa sapu tangannya sudah rusak oleh karena noda tinta di atasnya tersebut, sehingga tidak dapat digunakan lagi selain dibuang. Ruskin mengambil sapu tangan itu bersamanya dan pergi tanpa meninggalkan sepatah katapun kepada wanita tersebut. Selang beberapa waktu, wanita itu kembali menerima sapu tangannya dan betapa terkejutnya ia karena menemukan perubahan yang begitu besar sehingga ia hampir tidak percaya bahwa itu adalah sapu tangannya yang asli. Berlandaskan noda tinta yang ada di atas sapu tangan, Ruskin telah mengolahnya menjadi suatu desain yang indah dan artistik. Ruskin telah mengubah sapu tangan yang awalnya dianggap tidak lagi berharga dan rusak menjadi sesuatu yang bernilai dan berguna.
Apa yang terjadi pada sapu tangan tersebut merupakan sebuah bentuk pemulihan. Ruskin telah memulihkan nilai sapu tangan yang rusak menjadi bernilai seperti saat pertama kali dibeli atau bahkan membuatnya memiliki nilai yang lebih tinggi. Pemulihan merupakan sebuah proses untuk mengembalikan sesuatu ke dalam bentuk semula. Layaknya seseorang yang baru saja sembuh dari sakit penyakit, ia membutuhkan proses untuk kembali kepada keadaannya yang semula sebelum ia sakit. Hal ini juga yang diinginkan Yesus Kristus kepada setiap umat-Nya, yakni adanya pemulihan manusia dari dosa yang merenggutnya untuk menjadi seperti sedia kala, yaitu dalam hubungan Allah dan manusia sebelum jatuh ke dalam dosa.
Dalam Kisah Para Rasul 1 : 6, ketika para murid memberikan pertanyaan yang menunjukkan kerinduan mereka atas pemulihan kerajaan Israel dari penjajahan Roma, Yesus tidak memberikan jawaban yang sesuai dengan pola pikir mereka bahwa kekuasaan Yesus akan nyata dalam pemulihan sebuah kerajaan duniawi, melainkan kuasa-Nya lebih besar dari kuasa manusia yang mampu mengguncangkan kekuasaan Iblis. Yesus mengatakan bahwa para murid tidak perlu mempertanyakan tentang waktu terjadinya pemulihan tersebut dan harus percaya pada Tuhan yang tahu dengan jelas kapan waktu yang tepat dan terbaik bagi setiap jawaban permohonan pemulihan para murid (ayat 7). Yesus juga menegaskan bahwa untuk mewujudkan pemulihan bersama, harus terlebih dahulu dimulai dari masing-masing pribadi para murid. Yesus tahu bahwa hati para murid juga belum pulih dari berbagai macam peristiwa traumatis yang mereka saksikan di Yerusalem, sehingga Yesus ingin memulihkan hati para murid dengan memberi kuasa kepada mereka untuk dipulihkan dan juga mampu memulihkan semua orang melalui kuasa Roh Kudus (ayat 8).
Oleh karena itu, pemulihan tidak hanya akan dialami oleh bangsa Israel, tetapi juga dialami oleh semua bangsa.
Begitu juga dalam kehidupan kita yang terkadang memberi suatu luka dan membuat kita menjadi tidak nyaman serta ingin lari dari kenyataan. Tuhan mampu membersihkan kita dari luka dan memulihkan kita menjadi sukacita serta menjadi pribadi yang berani menghadapi setiap rasa sakit. Selain diberikan kuasa Roh Kudus untuk mengalami pemulihan, seperti para murid, kita juga diberikan kuasa untuk melakukan hal-hal yang besar. Yesus menghendaki agar kita semua yang telah merasakan pemulihan dari Allah dalam menjalani hidup dengan cara baru di dalam-Nya, maka kita dipanggil menjadi alat Tuhan untuk memulihkan orang lain.
Amin.
Media: GKJ-N/No.02/05/2024
Oleh: Merdekawati Solannia Mansula