KITA SEMUA DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS
(KISAH PARA RASUL 2: 1-13)
βMaka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.β
(Kisah Para Rasul 2: 4)

Kita Semua Dipenuhi Dengan Roh Kudus
Orang-orang menyindir-mengejek para murid, “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” (ayat 13). Ini ejekan bahkan insinuasi (tuduhan tersembunyi) yang sangat bodoh dan kurang ajar, sebab di konteks teks ini sedang tidak ada/tersedia anggur, baru diperas atau dalam keadaan baik. Walaupun ada, misalnya para murid meminum anggur dalam jumlah banyak, mabuk, itu tidak akan pernah memberi mereka kemampuan untuk berbicara dalam berbagai bahasa.
Mereka memang dipenuhi dengan anggur, tetapi bukan dengan minuman anggur, sari buah anggur, baik baru atau lama. Tetapi para murid dipenuhi dengan anggur spiritual, karunia Roh Kudus Tuhan, yang oleh karenanya mereka mampu berbicara dengan berbagai bahasa. Orang-orang itu mungkin berharap insinuasi mereka mabuk karena anggur ini akan diterima, karena sepertinya para murid berpesta. Namun tang sesungguhnya memang ada pesta, yakni pesta Pencurahan Roh Kudus, Pentakosta.
Oleh karena itulah di awal khotbahnya, Petrus langsung menjernihkan ejekan dan insinuasi tuduhan itu tidak logis. Mereka bukan mabuk anggur tetapi sedang penuh dengan Roh! Dalam anjuran Paulus agar orang Kristen penuh Roh, ia lebih dulu mengingatkan mereka agar jangan mabuk anggur.
Apakah ini suatu kebetulan saja, atau memang ada sesuatu dari kepenuh-an Roh yang bisa dikontraskan? Mungkin minimal ada dua persamaan kontras antara penuh/mabuk anggur dengan penuh Roh. Pertama, penuh oleh sesuatu berarti dikuasai oleh sesuatu. Penuh anggur, dikuasai oleh anggur, maka timbullah gejala mabuk. Seperti kemarahan dan benci yang menggelegak, walau tak membunuh secara jasmani, pun dalam hati orang telah meniadakan orang yang dibenci. Sebaliknya orang yang penuh oleh Roh Kudus akan dikuasai oleh Roh sehingga menghasilkan hal-hal yang serasi dengan sifat Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Memancarkan keindahan Kasih dan kemuliaan sifat Allah. Kontras yang kedua, orang yang penuh anggur akan meledak-ledak dengan ungkapan sia-sia. Misalnya, berteriak tanpa kontrol, dan atau tertawa tanpa malu. Pada hari Pentakosta para murid pun meledak-ledak, mereka berbicara dalam berbagai bahasa yang sebelumnya tidak mereka kuasai. Orang yang tidak tahu sebabnya menuduh mereka telah mabuk anggur. Padahal sesungguhnya Roh di dalam merekalah yang telah melahirkan daya dahsyat itu sehingga ucapan mereka efektif menjangkau para pendengar dari berbagai konteks bangsa dan bahasa berbeda.
Semakin jelaslah kini, untuk kita dapat memancarkan keindahan Kasih dan buah Roh itu, kita harus dikendalikan penuh oleh Roh Kudus. Di tengah tantangan zaman, perang dagang, geo-ekonomi dan geo-politik bangsa dan dunia, mari, memanifestasikan sembah kemuliaan-Nya di dalam keluarga, makin berdaya besar dalam tugas studi, pekerjaan dan pelayanan Kasih umat (Gereja) di kehidupan nyata sehari-hari. Mari penuhlah oleh Roh Kudus!
Selamat berpesta Pencurahan Roh Kudus. Selamat terus dipenuhi dan semakin hidup memberlakukan Kasih nyata kepada lebih banyak orang, menghadirkan api semangat dan sukacita kegembiraan kepada seluruh kehidupan. Selamat Pentakosta. Amin
.
Amin.
Media: GKJ-N/No.02/06/2025
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.
