ALLAH TIDAK MENARIK KASIH SETIA-NYA DARIKU (MAZMUR 89: 27-38)
”Tetapi, kasih setia-Ku tidak akan Kutarik darinya dan kesetiaan-Ku tidak akan Kuingkari.”
(Mazmur 89: 34, TB2)
ALLAH Tidak Menarik Kasih Setia-Nya Dariku
Apa yang biasanya menyebabkan kesetiaan menjadi luntur? Ada banyak sebab. Salah satunya, ada pengingkaran terhadap janji atau perjanjian yang telah disepakati. Misalnya, dalam suatu perjanjian yang telah disepakati terjadi pelanggaran terhadap hak yang seharusnya diterima. Karena hak tidak kunjung diterima, kesetiaan pun menjadi luntur.
Manusia bisa dengan mudah mengingkari kesetiaannya baik pada sesama manusia maupun pada Allah. Apakah Allah juga akan mengingkari kesetiaan-Nya pada umat-Nya? Malang benar nasib umat manusia jika Allah ingkar kesetiaan-Nya. Namun demikian, Allah bukanlah Allah yang ingkar terhadap kasih setia-Nya. Allah adalah Allah yang selalu setia pada perjanjian yang ditetapkan-Nya.
Perikop mazmur ini dengan tegas memegang keyakinan semacam ini. Kasih setia Allah pada umat-Nya bersifat abadi. Sekali perjanjian-Nya ditetapkan, Allah tidak akan melanggar perjanjian yang telah ditetapkan-Nya. Di ayat 34, kita baca,”…kasih setia-Ku tidak akan Kutarik…kesetiaan-Ku tidak akan Kuubah.” Dalam kondisi apa pun, kasih setia Allah tidak akan berubah.
Secara khusus mazmur ini memang menyinggung perjanjian Allah dengan Daud dan keturunan-Nya. Itu artinya, Daud dan keturunannya berada dalam perjanjian abadi dengan Allah. Allah tidak akan meninggalkan kasih setia-Nya kepada Daud dan keturunannya. Allah akan memberi perlindungan dan pemeliharaan-Nya bagi Daud dan keturunannya. Jika Daud dan keturunannya ingkar janji,apakah kasih setia Allah tetap mereka terima? Ini menarik diperhatikan. Jika Daud atau keturunannya melanggar kehendak Allah, Allah tidak mendiamkan pelanggaran tersebut. Allah akan menghukum Daud atau keturunannya yang melanggar kehendak Allah.
Namun demikian, penghukuman yang diberikan Allah, tidak memutus kasih setia Allah bagi umat-Nya. Penghukuman bukanlah penolakan Allah terhadap umat-Nya. Kasih setia Allah tidak pudar betapapun Allah menghukum umat atas ketidaktaatan mereka pada- Nya.
Melalui Yesus, orang-orang Kristen (sekalipun bukan keturunan Daud) memiliki perjanjian yang baru dengan Allah Bapa. Perjanjian ini pun abadi. Allah tidak akan menarik kasih setia-Nya. Namun demikian, kita tidak boleh berpikir manipulatif terhadap kasih setia Allah ini. Misalnya, karena kita yakin kasih setia Allah abadi, kita seenaknya saja hidup melanggar dan mengabaikan kehendak-Nya. Seperti Daud dan keturunannya, kita pun bisa mendapat hukuman Allah atas pelanggaran kita. Kasih setia Allah yang abadi justru mendorong kita untuk juga mewujudkan kasih setia kita yang abadi kepada Allah. Allah tidak menarik kasih setia-Nya, kita juga tidak akan menarik kasih setia kita pada Allah.
Amin.
Media: GKJ-N/No.03/07/2024
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.