ANAK DOMBA MENUNTUN KITA KE MATA AIR KEHIDUPAN
(WAHYU 7: 9-17)
“Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
(Wahyu 7: 172)
ANAK DOMBA Menuntun Kita Ke Mata Air Kehidupan
Ungkapan Anak Domba yang menggembalakan, seperti ada tukar peran, karena biasanya domba digembalakan oleh manusia, namun di sini Anak Domba menjadi gembala. Anak Domba yang diceritakan dalam Kitab Wahyu memang luar biasa.
Sejak konteks Perjanjian Lama ada nubuatan mengenai kedatangan “satu orang gembala”, yaitu “hamba-Ku Daud”. Nas ini menceritakan penggenapan janji Mesias. Demikian juga pemazmur bernyanyi, “Engkau memberi mereka minum dari sungai kesenangan-Mu.” Lalu di Perjanjian Baru, Tuhan Yesus sendiri berkata, “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan dalam Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”
Hal-hal tersebut senada dengan isi perikop kita Minggu ini bahwa ada janji khusus untuk orang percaya yang setia sampai mati, mereka akan diberi “makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah”. Demikian juga mereka yang “keluar dari Kesusahan Besar itu” akan dituntun ke mata air kehidupan. Refleksi air mata yang akan dihapus oleh Allah dari mata mereka bukanlah air mata yang keluar akibat menyesali kehidupan yang boros atas apa yang fana, tetapi air mata ini seperti air mata di wajah anak yang sedih dan tiba-tiba bersukacita. Air mata masih di wajahnya, tetapi kesedihan sudah dilupakan dan diganti dengan sukacita. Seperti itulah keadaan mereka “yang keluar dari Kesusahan Besar itu”. Di wajah mereka masih ada air mata yang keluar akibat penderitaan berat yang mereka alami di bumi, setelah Kerajaan Seribu Tahun, sampai hari ini, dan selamanya, mari amini dan imani bahwa “Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”
Allah sendiri di dalam Sang Anak Domba itu menuntun kita ke Mata Air Kehidupan, lalu dengan tangan-Nya yang lembut dan penuh rahmat, menghapus air mata, seperti seorang bapa yang lembut, yang mendapati kita anak-anak terkasih-Nya bercucuran air mata, lalu menghibur, menyeka mata kita, dan mengubah kesedihan kita menjadi sukacita.
Amin.
Media: GKJ-N/No.02/05/2025
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.