BAPTISAN MEWUJUDKAN BERKAT SANG BAPA KEPADA KITA
(LUKAS 3: 15-17, 21-22)

dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: ”Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”
(Lukas 3: 22, TB2)

Baptisan Mewujudkan Berkat SANG BAPA kepada Kita

Tentang air dan simbolisasi pembaptisan, sebenarnya sudah ada di konteks Perjanjian Lama, jauh sebelum hadirnya Yohanes Pembaptis.

Tradisi Perjanjian Lama memiliki kisah tentang pembasuhan dengan air sebelum seseorang masuk ke dalam Kemah Suci (bdk. Kel. 40:12.30-32). Sebelum seorang imam masuk ke dalam tempat kudus diharuskan pula dia membasuh tubuhnya dengan air. Membasuh tubuh dengan air juga menjadi bagian dari tradisi untuk membersihkan diri dari kenajisan, karena membawa atau menyentuh sesuatu yang dipandang najis (bdk. Im. 11:24-40; Bil. 19:1-24). Ritual pembersihan diri kemudian berkembang di kalangan umat Israel. Ritual tersebut tidak saja menjadi bagian dari ibadat, namun pula punya ciri eskatologis, penantian akan pemulihan sejati dari Allah.

Saat Yesus dibaptis, nampak dua hal: pertama, sebagai “100% manusia”, Yesus menerima baptisan ketika orang banyak juga dibaptis. Baptisan Yohanes dengan air (baca ayat 16-17) adalah baptisan pertobatan untuk pengampunan dosa, sekalipun Yesus tidak pernah berbuat dosa. Hal ini menunjukkan solidaritas yang mulia. Kedua, “100% Allah” yakni Ketritunggalan Allah jelas: Allah berfirman, Allah Anak yang berinkarnasi dibaptis, dan Allah Roh Kudus mengurapi-Nya (baca ulang ayat 21-22) menjadi Mesias untuk memulai pelayanan-Nya secara resmi, inilah awal dan seterusnya makna berkat Allah Bapa kepada kita manusia yang berdosa. Kita ditahirkan dan diselamatkan dalam Tuhan Yesus Kristus, dan selalu disertai-dijagai dengan bimbingan Roh Kudus.

Karena itu pesan ajakan Yohanes pembaptis semakin jelas lugas kepada kita, “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (baca ayat 3).

Pertobatan inilah yang kita wujudkan dalam bentuk beriman percaya dan ketaatan memberlakukan Firman Allah dengan nyata, diawali dengan memberi diri dibaptis. Dibaptis anak atau dewasa, dan selanjutnya terus bersedia hati, pikiran, perkataan dan perbuatannya juga dibaptis untuk kita di zaman bow kini, semakin bersaksi membagikan Berkat Kasih-Nya kepada sesama manusia dan kegidupan.

Sekali lagi “Selamat memasuki menjalani Tahun Baru 2025,” selamat menghidupi Baptisan Allah Bapa dalam Tuhan Yesus Kristus dan kuasa Roh Kudus, yang mewujudkan berkat-Nya kepada kita, terus-menerus.

Amin.

Media: GKJ-N/No.02/01/2025

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.