BERILAH DIRIMU DIDAMAIKAN DENGAN ALLAH!
(2 Korintus 5: 16-21)
“Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.โ
(2 Korintus 5: 20)
Berilah Dirimu Didamaikan Dengan ALLAH!
Jemaat di Korintus kemungkinan tidak akan memuji Paulus karena menganggap bahwa seorang rasul tentu tidak akan mengalami penderitaan. Sebab mereka masih lebih memandang orang dari segi penampilannya dan bukan dari hatinya.
Sebaliknya, mungkin orang Korintus menganggap Paulus itu kurang waras karena membanggakan penderitaan yang dialaminya. Namun semua itu dilakukan Paulus karena ia didorong kasih Tuhan Yesus Kristus kepadanya. Ia melayani karena ia telah menerima anugerah kasih-Nya. Anugerah itulah yang membuat Paulus hidup bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi bagi Kristus yang telah mati dan bangkit bagi dia dan ditawarkan untuk semua orang. Anugerah itu membuat orang yang ada di dalam Kristus menjadi ciptaan baru (baca ulang dan maknai ayat 17). Namun ciptaan baru tidak bermakna langsung sempurna, melainkan terus didamaikan dengan Allah.
Menjadi ciptaan baru merupakan karunia Allah yang kita dengan iman. Asalkan kita bersedia diperdamaikan dengan Allah. Hidup sebagai ciptaan baru berarti membiarkan Allah berkarya di dalam diri kita. Sebelumnya, dosa telah membuat kita terasing dari Allah. Namun di dalam kebesaran kasih-Nya, Ia telah merekonsiliasi hubungan kita melalui pribadi dan karya Tuhan Yesus Kristus. Maka berita ini seharusnya digemakan terus: “Berilah dirimu diperdamaikan dengan Allah.โ Mari kita baca pagi, terima maknai, lakukan dan wartakan terus menerus Nas ayat 20. Mari mewujudkankan dengan versedia berdamai dengan kehidupan, dengan orang lain apapun suku, bangsa dan agamanya. Bahkan mari berdamai dengan segenap ciptaan Tuhan. Agar pemulihan hubungan dengan Allah dan kasih Allah yang begitu besar juga dialami oleh semua. Salam memberi diri didamaikan dengan Allah!
Amin.
Media: GKJ-N/No.05/03/2025
Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.