KELUARGA SENANTIASA RINDU BERSATU DENGAN TUHAN
Brayat Tansah Kangen Nyawiji Kaliyan Gusti

(MAZMUR 84: 1-13)

โ€œSebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.โ€
(Mazmur 84: 11, TB2)

Perikop kita kali ini adalah kerinduan yang disampaikan pemazmur, merupakan salah satu ekspresi cintanya kepada Tuhan. Jika tidak ada cinta, mana mungkin ada rindu. Jika kita sungguh-sungguh mencintai Tuhan, pasti ada rasa rindu kepada Dia dan rumah-Nya. Apakah Anda pernah begitu merindukan Tuhan? Bahkan rindu bersatu dengan Tuhan? Baik sebagai pribadi maupun sebagai keluarga, menjadi keluarga yang senantiasa rindu bersatu dengan Tuhan. Sebab kerinduan yang mendalam kepada Tuhan akan mendorong setiap keluarga hidup semakin dekat kepada-Nya.

Pendalaman dan sekaligus refleksi kita adalah beralih dari kerinduan berada di rumah Tuhan pada perjalanan ziarah ke rumah Tuhan. Orang yang bertekad untuk ke rumah Tuhan, akan mampu menghadapi segala rintangan dan tantangan untuk sampai ke sana. Kemampuan mereka adalah anugerah penyertaan dan kekuatan dari Tuhan saja. Karena itu, di tengah mazmur kita kali ini muncul permohonan agar Tuhan mendengar dan menjawab kerinduan hatinya. Mazmur kemudian ditutup dengan mengulangi lagi kerinduan bersatu dengan Tuhan (baca ulang dan maknai ayat 11-13), yaitu terus menerus, bahkan perbandingan satu hari dengan seribu hari mau mengatakan bahwa dekat dan bersatu dengan Tuhan itu, melebihi segala-galanya yang bisa didapatkan dari dunia.

Pemazmur menegur sekaligus mengobarkan lagi kerinduan kita kepada Tuhan, yang selama ini kita tidak temukan? Sudah pasti bukan karena Tuhan jauh atau menjauh dari kita. Lebih tepat, kita sendiri yang menjauh dan membiarkan diri kita didekati, dirayu, bahkan didekap kuasa jahat kegelapan. Mari kembali, bertobat penuh ketulusan, menjadi pribadi dan khususnya keluarga yang terus-menerus dimurnikan kasih dan kebaikan Tuhan.

Mari senantiasa rindu bersatu dengan Tuhan. Terang Kasih Kristus dan kebaikan-kebaikan yang dibagikan keluarga kita, akan menjadi habituasi, berbalik kian menerangi hidup keluarga dan menjadi perisai melindungi dan pasti semakin memberkati tiap keluarga kita.

Amin.

Media: GKJ-N/No.04/10/2025

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.