JANGAN INGAT LAGI DOSA-DOSAKU, YA ALLAH! (MAZMUR 25: 1-10)

”Dosa-dosa masa mudaku dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah kauingat lagi, sesuai dengan kasih setia-Mu…” (Mazmur 25: 7, TB2)

Jangan Ingat Lagi Dosa-Dosaku, Ya ALLAH!

Kita sering merasa malu, jika mengingat kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lampau. Kita malu pada diri sendiri, kok bisa-bisanya kita dulu melakukan kesalahan-kesalahan seperti itu. Kita juga malu pada orang lain, terlebih jika kesalahan-kesalahan kita itu secara langsung berdampak pada orang tersebut. Rasa-rasanya, kalau kita bisa kembali ke masa lampau, kita ingin mengubah kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan tersebut.

Demikian pula, ketika kita mengingat dosa-dosa yang pernah kita lakukan di masa lalu. Kita resah, mungkinkah Tuhan Allah sungguh mau mengampuni dosa-dosa kita di masa lalu? Betapa malang dan celakanya hidup kita, jika Allah tidak mau mengampuni dosa atau pelanggaran kita di masa lalu kita. Seseorang yang tidak diampuni dosa atau pelanggarannya di hadapan Allah, tidak bisa menjalani hidup dalam damai sejahtera.

Sang pemazmur memohon pengampunan dari Tuhan. Permohonan sang pemazmur menunjukkan bahwa ia sadar betul telah melakukan pelanggaran atau dosa di hadapan Tuhan. Ia sadar dan mengakui bahwa di masa mudanya, hidupnya penuh pelanggaran dan dosa. Ini tentu sebuah sikap yang positif. Banyak orang sering justru ingin mengubur masa lalunya, tanpa upaya untuk menyelesaikan masa lalunya. Masa lalu, yang telah lewat, dianggap dengan sendirinya telah mengubur dalam-dalam kesalahan dan dosa-dosanya.

Sang pemazmur ingat masa lalunya, dan ia yakin Tuhan pasti ingat masa lalunya juga. Itulah sebabnya, bersembunyi dari masa lalu bukanlah sikap yang tepat. Masa lalu, yang dilalui dengan pelanggaran dan dosa, harus dibawanya ke hadapan Tuhan, supaya ia mendapat pengampunan dari Tuhan. Doa sang pemazmur: Dosa-dosa masa mudaku dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah kauingat lagi, menjadi doa memohon pengampunan Tuhan.

Ia yakin Tuhan maha pengampun, Tuhan berkenan mengabulkan doa permohonannya. Keyakinan ini ia dasarkan pada watak Allah yang penuh rahmat dan kasih setia (ayat 6). Allah yang penuh rahmat dan kasih setia adalah Allah yang sudi mengampuni umat-Nya yang menyesali dosa-dosanya dan memohon pengampunan-Nya.

Sebagai orang beriman, kita punya masa lalu kita masing-masing. Masa lalu kita, tak luput dari pelanggaran dan dosa di hadapan Allah. Jangan kubur masa lalu kita ini dengan anggapan bahwa masa lalu kita akan beres begitu saja. Masa lalu yang tak terselesaikan akan membayangi perjalanan hidup dan keimanan kita. Lebih baik datang pada Allah, secara khusus memohon pengampunan dari Allah atas pelanggaran dan dosa kita di masa lalu. Permohonan seemacam ini akan membuat kita merasakan damai sejahtera, terlebih karena Allah punya watak penuh rahmat dan kasih setia.

Amin.

Media: GKJ-N/No.03/02/2024

Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.