JANGAN MENGHINA TUHAN DENGAN KUASAMU (2 SAMUEL 12: 1-10)

”Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mata-Nya?”
(2 Samuel 12: 9, TB2)

Jangan Menghina TUHAN Dengan Kuasamu

Tidak ada orang yang tidak punya kuasa. Mungkin kita tidak punya kuasa atas orang lain, tetapi kita pasti punya kuasa atas diri kita sendiri. Kita mau makan atau puasa, kita punya kuasa untuk menentukan hidup kita sendiri. Kuasa seseorang yang satu dengan yang lainnya tentu bisa berbeda-beda. Kuasa seorang presiden pastilah beda dengan kuasa seorang menteri. Kuasa seorang guru pasti tidak sama dengan kuasa seorang murid. Kuasa tidak dengan sendirinya buruk. Kuasa bisa dipakai untuk membuat hidup menjadi lebih baik, tetapi juga bisa disalahgunakan sehingga hidup menjadi lebih buruk. Siapa pun yang menerima kuasa, terlebih menyangkut kesejahteraan dan keselamatan hidup pihak lain, perlu senantiasa sadar batas-batas kuasa yang ada padanya, sehingga tidak tergoda jatuh dalam korupsi kekuasaan.

Daud tampaknya abai terhadap batas-batas kuasa-Nya. Pada zaman Daud, seorang raja memang besar kuasanya. Sistem pemerintahan dan kesejahteraan rakyat bertumpu hanya padanya. Boleh dikatakan, seorang raja boleh melakukan apa saja seturut dengan keinginannya. Daud lupa, ia adalah raja yang diurapi Tuhan. Kekuasaannya adalah anugerah dari Tuhan. Ia seharusnya tidak abai terhadap batas-batas kuasanya sehingga tidak melanggar kehendak Tuhan.

Nabi Natan dengan penuh keberanian menunjukkan betapa Daud telah menyalahgunakan kekuasaannya di hadapan Tuhan. Dengan siasat licik dan kejam, Daud memperistri Batsyeba dengan cara menyingkirkan Uria, suami Batsyeba, agar mati di medan perang. Tampaknya Daud menganggap tindakan ini boleh saja dilakukan. Ia raja, ia bebas melakukan apa saja. ia berkuasa menentukan hidup dan mati seseorang, termasuk Uria, yang menjadi hambatan nafsunya untuk memperistri Batsyeba. Ia melupakan batas-batas kuasanya sebagai raja. Betapapun ia raja yang berkuasa, kekuasaannya tetap terbatas.

Apa yang dilakukan Daud, jahat di mata Tuhan (2 Sam. 11: 27). Tuhan memberikan hukuman pada Daud atas kejahatannya tersebut. Daud telah menghina Tuhan yang mengurapinya, dengan kuasa yang disalahgunakannya. Sebagai orang yang baru diurapi menjadi raja atas seluruh wilayah Israel dalam usia 30 tahun, Daud harus peka terhadap godaan korupsi kekuasaan.

Hukuman Tuhan akan menjadi pengingat bagi Daud bahwa sebagai orang yang telah diurapi Tuhan dengan menduduki kekuasan besar, ia harus mempertanggungjawabkan penggunaan kuasanya tersebut.

Kuasa kita bisa saja tidak sebesar Raja Daud. Namun apapun bentuk kuasa yang kita miliki saat ini, terlebih ketika kita menyadari itu karunia Tuhan bagi kita, kita punya tanggung jawab untuk tidak jatuh dalam korupsi kekuasaan. Kita wujudkan kuasa untuk mewujudkan panggilan Tuhan atas hidup kita.

Amin.

Media: GKJ-N/No.01/08/2024

Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.

Share