KASIH SETIA YESUS MEMELIHARA HIDUPKU (YOHANES 6: 1-15)
”Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ,…” (Yohanes 6: 11, TB2)
Kasih Setia Yesus Memelihara Hidupku
Kadang orang-orang Kristen bisa tergoda untuk berpikir, “Apakah Tuhan sungguh-sungguh memelihara hidup kami?” Pikiran semacam ini muncul terlebih ketika mereka merasakan beban persoalan hidup yang mereka hadapi tidak ringan. “Mengapa Tuhan tidak segera mengangkat dan melepaskan kami dari beban hidup yang kami hadapi?”. “Mengapa kami harus menanggung beban hidup semacam ini?”. “Jangan-jangan Tuhan tidak peduli kami. Jangan-jangan Tuhan tidak memelihara hidup kami.” Dan masih ada banyak “jangan-jangan” lain di pikiran kita.
Peristiwa Yesus memberi makan 5000 orang di Galilea ini, menunjukkan Yesus tidak abai terhadap persoalan hidup yang dihadapi banyak orang. Banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Tentu saja motif mereka beragam. Salah satu motif utama yang mendorong banyak orang ini adalah Yesus melakukan banyak mukjizat penyembuhan terhadap orang-orang sakit. Siapa yang tak mau sembuh dari sakitnya? Ada Yesus di situ, mereka pun pergi mengikuti ke manapun Yesus pergi. Motif semacam ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa mereka percaya Yesus bisa memelihara hidup mereka, terutama menyembuhkan mereka yang sedang sakit.
Yesus jelas tidak abai, karena Yesus merasakan kebutuhan orang banyak tersebut untuk mendapatkan makanan. Orang banyak itu lapar, mereka butuh makan. Dari mana mereka bisa mendapatkan makanan agar terpenuhi kebutuhan ini? Yesus sebenarnya sudah tahu jawabannya. Yesus sejak semula memang berkehendak untuk memberi makan kepada orang banyak tersebut. Namun demikian, Yesus memakai peristiwa ini untuk mencobai Filipus. Mencobai, di sini berarti, Yesus memakai peristiwa ini sebagai kesempatan bagi Fillipus untuk melihat seberapa dalam imannya kepada Yesus. (Hadiwiyata 2008, 85). Tentu pada dasarnya, bukan hanya Filipus yang diuji, tetapi semua murid Yesus. Dalam situasi semacam itu, masihkan mereka bisa meyakini pemeliharaan Tuhan dalam hidup mereka? Pada akhirnya, kebutuhan akan makanan teratasi.
Dengan mulai dari lima roti jelai dan dua ikan, lima ribu orang terpenuhi kebutuhan mereka. Bahkan ada lebihnya. Berkat Allah bagi mereka bahkan tidak hanya mencukupi, namun berlebih.
Masihkah kita bisa meyakini pemeliharaan Tuhan Yesus atas hidup kita, terutama dalam beban persoalan hidup yang ada? Kita yang biasa membuat kalkulasi matematis, memang mudah tergoda untuk ragu-ragu. Namun pengalaman hidup kita, hidup bersama Tuhan, menunjukkan pemeliharaan Tuhan Yesus dan kasih setia-Nya sering mengatasi kalkulasi matematis kita. Tetaplah setia pada-Nya, karena Ia setia pada kita.
Amin.
Media: GKJ-N/No.04/07/2024
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th.