Kedatangan-NYA Akan Memurnikan Hidup Kita (Maleakhi 3: 1-5)
Kedatangan-NYA Akan Memurnikan Hidup Kita (Maleakhi 3: 1-5)

“Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; …supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.” (Maleakhi 3: 3)

Barangkali kita gelisah melihat orang-orang jahat yang tampaknya begitu leluasa melakukan tindak kejahatannya namun tidak mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya. Bahkan ketika berada di penjara, di antara mereka ada yang masih bisa melakukan tindak kejahatan dari dalam penjara, semisal perdagangan narkoba. “Mengapa Tuhan tidak langsung menghukum mereka saja, mengapa harus menunggu sampai di neraka?” demikian salah satu ucapan yang pernah saya dengar.

Kondisi mirip semacam ini tampaknya juga dialami oleh orang-orang Israel yang baru pulang dari pembuangan di Babel. Pengalaman penderitaan yang mereka alami di pembuangan menjadikan banyak di antara mereka yang tidak lagi peduli terhadap kehidupan moral dan iman. Mereka merasa bukan lagi umat yang dipilih dan dikasihi Tuhan. Kalau mereka umat terpilih, mengapa Tuhan membiarkan mereka menderita di pembuangan? Sikap apatis terhadap iman dan moral inilah yang membuat mereka jauh dari sikap hidup kudus dan murni di hadapan Tuhan. Perzinahan, sumpah palsu, penindasan dan diskriminasi terhadap kaum yang lemah dan orang asing menjadi perbuatan-perbuatan yang mewarnai hidup mereka pasca pembuangan.

Dalam kondisi semacam ini, Tuhan tidak hadir sebagai Penghancur. Tuhan tidak ingin menghancurkan umat-Nya yang berdosa ini. Tuhan ingin umat-Nya bertobat, meninggalkan ketidakkudusan hidup mereka dan memurnikan hidup mereka. Itulah sebabnya kedatangan dan karya Tuhan tergambarkan seperti tukang pemurni logam dan tukang penatu. Tukang pemurni logam bukan menghancurkan logam, melainkan memurnikannya. Tukang penatu bukan membakar bajunya, melainkan mencuci bajunya yang kotor. Jadi jika ada orang yang berbuat jahat pada kita, mari kita berdoa dan berupaya agar orang itu bisa mengalami pemurnian hidup oleh Tuhan. Amin. Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th

Share