Keluarga Yang Menunjukkan Kebaikan Hati (Filipi 4: 1-9)

Renungan Minggu 11 Oktober 2020

KELUARGA YANG MENUNJUKKAN KEBAIKAN HATI (Filipi 4: 1-9)

“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!” 
(Filipi 4: 5)”

Dipimpin oleh : Pdt. Simon Rachmadi, Ph.D

 

 

Keluarga Yang Menunjukkan Kebaikan Hati

Anda keliru jika mengira bahwa yang bisa menunjukkan kebaikan hati hanya manusia.
Banyak binatang yang bisa menunjukkan kebaikan hati terhadap sesamanya.
Contohnya, gajah. Gajah diakui sebagai binatang yang memiliki kadar empati yang tinggi terhadap sesamanya.
Mereka menunjukkan rasa senang menyambut kelahiran, dan rasa sedih menyadari adanya kematian. Mereka akan menghibur sesamanya yang sedang mengalami stres. Mereka juga akan menolong sesamanya yang lebih lemah.

“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang,” demikian seruan Rasul Paulus kepada jemaat Kristen di Filipi.
Seruan ini menjadi semakin bermakna justru karena  di saat itu Rasul Paulus sedang berada dalam kondisi tidak baik karena sedang berada di penjara.
Ketika seseorang berada dalam kondisi tidak baik, seseorang lebih mudah berpikir yang tidak baik dibandingkan yang baik. Namun demikian, dalam kondisi yang tidak baik Rasul Paulus tetap dapat menyerukan kebaikan.

Rasul Paulus secara khusus meminta bantuan dari seseorang yang ia sapa dengan nama Sunsugos, seseorang yang ia anggap sebagai teman yang setia. Ia menyerukan agar Sunsugos mau menolong Euodia dan Sintikhe kawan sekerja Paulus dalam pekabaran Injil.
Tentu tidak sembarang, Rasul Paulus meminta pertolongan pada seseorang. Sunsugos, pastilah seseorang yang ia kenal memiliki  karakter penolong. Sunsugos pastilah juga bukan seseorang yang hanya memiliki kemauan menolong, namun juga kemampuan menolong. Tanpa ada kemauan dan kemampuan menolong, tentu saja pertolongan yang diharapkan tidak akan terwujud.

Bagi Rasul Paulus, kebaikan hati orang-orang percaya memang perlu diwujudkan. Ketika orang lain mengetahui dan mengakui kebaikan hati orang-orang percaya, mereka akan bisa juga mengetahui dan mengakui Kristus sebagai sumber gaya hidup orang percaya yang diwarnai dengan kebaikan hati bagi sesama.
Ketika orang-orang percaya gagal mewujudkan kebaikan hati mereka, mereka juga akan gagal mewartakan kebaikan Allah di dalam Kristus bagi sesama.

Setiap keluarga Kristen diundang untuk mewujudkan kebaikan hati dalam kehidupan keluarga, tidak hanya internal bagi keluarganya sendiri, tetapi juga bagi sesamanya.
Kebaikan hati memang tidak dengan sendirinya menjadi watak kehidupan keluarga.
Kebaikan hati merupakan keutamaan yang tetap harus dilatih dan dikembangkan dalam hidup keluarga Kristen, sehingga keluarga Kristen bisa memiliki kemauan dan kemampuan mewujudkan kebaikan hatinya.

Amin.

 

Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th. 

Share