KEPADA BANGSA-BANGSA LAIN, ALLAH JUGA MENGARUNIAKAN PERTOBATAN
(KISAH PARA RASUL 11: 1-18)

Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: ”Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.”
(Kisah Para Rasul 11: 18)

Kepada Bangsa-Bangsa Lain, ALLAH Juga Mengaruniakan Pertobatan

Dari bagian awal Petrus menceritakan penglihatan yang sudah dialaminya di Yope yaitu penglihatan agar ia pergi untuk menyampaikan Kabar Keselamatan, kita sudah belajar dan bersyukur bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang. Perhatian dan cinta kasih-Nya tidak bisa dibatasi hanya di wilayah tertentu. Rahmat dan anugrah-Nya tidak dicurahkan hanya kepada tokoh tertentu, suku tertentu, gender tertentu, atau bangsa tertentu saja. Kepada bangsa lain, Allah juga mengaruniakan pertobatan.

Allah tidak bisa dibatasi karya-Nya di kawasan orang Yahudi. Dengan perkataan lain Allah tidak membangun tembok, tetapi Allah justru membangun jembatan. Dalam diri Kristus, Allah meninggalkan surga dan masuk ke dalam dunia, bahkan menjadi manusia dan berkomunikasi dengan manusia. Allah juga solider dengan manusia sampai kepada penderitaan manusia yang paling dalam yaitu kematian. Peristiwa salib bisa dipahami oleh orang yang sangat sederhana maupun orang yang paling jenius.

Dalam dunia yang penuh dengan pertentangan dan krisis, dan bahkan ketika primordialisme tumbuh subur, Kekristenan harus merangkul dan membangun jembatan-jembatan komunikasi tentang karunia pengampunan dan pertobatan. Injil Kerajaan Allah adalah kabar baik yang harus disampaikan dengan berpedoman kepada Kasih Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat dunia bahkan alam semesta, seluruh kehidupan. Fanatisme atau ekslusifisme bertentangan dengan nilai- nilai Kristiani.

Pengalaman itu ia jelaskan kepada orang-orang Kristen Yahudi bahwa Allah juga membuka pintu pemberitaan Injil kepada bangsa lain. Baru setelah mendengar penjelasan Petrus tersebut, orang Yahudi menjadi tenang dan memuliakan Allah.

Roh Kudus bekerja di dalam diri Kornelius dan yang meyakinkan dia untuk percaya. Ini berarti bahwa Roh Kuduslah yang berperan dalam segala sesuatu. Kita hanyalah alat yang dipakai Allah bagi kemuliaan-Nya. Mari kita mohon agar Roh Kudus senantiasa mendampingi dan memberi kemampuan kepada kita dalam mewartakan Kasih Penyelamatan Kristus lewat perkataan dan khususnya perbuatan nyata di keseharian bagi lebih banyak orang lain.

Amin.

Media: GKJ-N/No.03/05/2025

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.