MENDAPAT HIDUP YANG KEKAL
(DANIEL 12: 1-3)
”Banyak dari antara orang-orang yang telah tidur dalam debu tanah, akan bangun: sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian…kengerian yang kekal.”
(Daniel 12: 2, TB2)
Mendapat Hidup Yang Kekal
Kekekalan pada dasarnya menjadi dambaan umat manusia. Kekekalan sendiri bisa punya makna yang bermacam-macam. Dari sekadar seseorang sembuh dari sakit, bertambah umur, angka pengharapan hidup manusia yang semakin bertambah, hingga manusia tidak bisa mengalami kematian jiwa. Kekekalan juga tidak harus berarti utuhnya raga manusia. Bisa jadi raga manusia rusak, namun jiwa manusia dipelihara supaya tetap utuh dan tidak mengalami kerusakan seperti kerusakan ragawi.
Sudah sejak lama, kekekalan menjadi isu iman. Harapan manusia akan kekekalan terkait akan keyakinan umat terhadap pemeliharaan Allah dalam hidup manusia. Pertanyaan mendasarnya adalah: Jika umat yang saleh dan setia kepada Tuhan nasibnya sama saja dengan orang-orang jahat, yakni berakhir dengan kematian ragawinya, lalu apa gunanya menjadi orang saleh dan setia kepada Tuhan? Beruntung dong orang jahat karena hidup mereka di dunia pastilah berlimpah dengan segala hasil kejahatannya, sedangkan orang saleh hidup menderita karena berjalan lurus dengan segala miliknya yang terbatas.
Penglihatan Daniel mengenai akhir zaman pada pasal 12 ini, memperlihatkan perbedaan nasib orang yang beriman dan yang tidak beriman di akhir zaman. Pertama, keberlangsungan hidup manusia tidak berhenti dengan kematiannya. Kedua, mereka yang mati akan dibangkitkan. Itulah sebabnya dikatakan: Banyak dari antara orang-orang yang telah tidur dalam debu tanah, akan bangun (ayat 2). Ketiga, mereka yang beriman akan mendapat hidup yang kekal, mereka yang tidak beriman akan mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. Perhatikan, ada perbedaan nasib di akhir zaman. Sama-sama mengalami kekekalan, namun bentuk kekekalan yang berbeda. Yang satu kekekalan hidup, yang lainnya kekekalan kehinaan dan kengerian.
Dengan demikian, penglihatan Daniel ini menegaskan kuasa Allah dalam menyatakan pemeliharaan kehidupan umat-Nya. Allah juga bertindak sebagai Hakim yang membela umat beriman dan menghukum mereka yang tidak beriman kepada-Nya. Menarik untuk diperhatikan, nama Daniel sendiri berarti Allah adalah Hakimku.
Jadi ada ajakan untuk tetap setia pada jalan Allah, karena pada akhirnya yang akan menerima hidup kekal adalah mereka yang beriman dan hidup dalam kebenaran-Nya.
Tentu, hidup beriman pada Allah berarti juga hidup dalam Yesus Kristus. Itulah sebabnya, sebagai orang beriman, pengharapan kita akan hidup kekal tidak dilepaskan dari Yesus yang bangkit. Kebangkitan Yesus menegaskan kekekalan tersebut. Jadi jangan pernah undur iman dan tidak lagi setia pada Bapa dalam Kristus, karena tersedia kasih karunia hidup kekal bagi mereka yang hidup dalam-Nya.
Amin.
Media: GKJ-N/No.03/11/2024
Oleh: Pdt. Dr. Agus Hendratmo