MENGANDALKAN TUHAN DALAM MEWUJUDKAN PANGGILAN HIDUP
(YEREMIA 17: 5-10)

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
(Yeremia 17: 7)

Mengandalkan TUHAN dalam Mewujudkan Panggilan Hidup

Panggilan dan pola hidup umat Yehuda di konteks perikop ini, mengalami pergeseran perubahan, karena pementingan dan pemuasan diri membawa mereka hidup dalam dosa. Tuhan sudah mengingatkan mereka untuk hidup bukan apa yang di depan mata dan bukan kenyamanan saja yang mereka cari, melainkan hidup bagi Tuhan dan membuat pilihan-pilihan dengan mengandalkan Tuhan.

Karena umat Yehuda masih saja terus hidup mengandalkan diri sendiri, hanya terobsesi berlebihan untuk mendapatkan kekayaan dan kenikmatan hidup, semua itu akan dirampas orang lain, bahkan umat akan mengalami kejatuhan besar dari kehidupan makmur hingga menjadi budak di tanah asing. Nabi Yeremia sampai menegaskan perbandingan kehidupan umat Yehuda yang mengandalkan diri dan kenikmatan sesaat dengan kehidupan orang-orang yang mengandalkan Tuhan, bagaikan padang gurun dan semak bulus yang senantiasa tetap hijau berbuah dalam kekeringan (baca ulang ayat 5-6) dengan pohon yang ditanam di tepi aliran air (baca ulang juga ayat 7-8). Pohon yang ditanam di tepi aliran air bisa jadi akan mengalami masa-masa berat dalam kehidupan, tetapi ia mendapatkan kekuatannya dari Tuhan yang selalu memasok akarnya dengan air kehidupan. Keadaan hidup boleh penuh masalah, tetapi “daunnya tetap hijau” dan ia “tidak berhenti menghasilkan buah”.

Semakin bertambah waktu dan di perubahan kehidupan sekeliling orang beriman, bisa saja membuat hidup semakin galau tidak mudah. Namun percayalah, satu tidak akan hilang dan tidak berubah Kasih Tuhan. “Bully oleh dunia” dan rayu godaan zaman datang silih berganti, tetapi orang beriman harus menggunakan kacamata iman yang berbeda dalam memandang hidup. Karena Tuhan telah, sedang, dan akan terus menyelamatkan memberkati Anda dan saya. Panggilan hidup kita dalam Kasih Tuhan haruslah tetap, yakni mengasihi Tuhan dan berwujud nyata mengasihi sesama manusia juga kehidupan. Mari percaya pada Tuhan yang menyelidiki hati dan iman kita, menjaga menguji batin, menyegarkan rasional, dan menilik memberkati setiap detail kehidupan kita (makani baca ulang ayat 10), mari mengandalkan Tuhan, selalu.

Amin.

Media: GKJ-N/No.03/02/2025

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.