MENJADI WARGA NEGARA YANG BERINTEGRITAS
Hari Kemerdekaan ke-80 RI
(Yeremia 23: 25-32)

β€œSesungguhnya, Aku akan menjadi lawan mereka yang menubuatkan mimpi-mimpi dusta, demikianlah firman TUHAN, dan yang menceritakannya serta menyesatkan umat-Ku dengan dustanya dan dengan bualnya. Aku ini tidak pernah mengutus mereka dan tidak pernah memerintahkan mereka. Mereka sama sekali tiada berguna untuk bangsa ini, demikianlah firman TUHAN.”
(Yeremia 23: 32, TB2)

Tuhan menegaskan bahwa substansi nubuatan para nabi palsu, tidaklah berintegritas, digambarkan hanya jerami bukan gandum (baca ulang ayat 28). Tidak berintegritas, maksudnya tidak bermanfaat, tidak membangun, tidak memulihkan, dan sama sekali tidak memperbaharui kehidupan umat-Nya. Seharusnya firman Tuhan seperti api dan palu besi yang mempunyai kekuatan, bukan seperti jerami yang lembek dan tak bertenaga sama sekali (baca ulang fan maknai ayat 28-29).

Ya, β€œdosa” atau kesalahan para nabi Israel (dengan buatan palsu mereka) adalah bukan karena menjadi pemimpi, namun karena mereka sombong. Mereka menyamakan mimpi dan kebohongan mereka setara dengan firman Tuhan yang harus diikuti dan ditaati oleh umat Yehuda (30-32). Allah dengan tegas akan menjadi lawan nabi-nabi yang demikian. Sebab apa yang mereka lakukan akan menjauhkan umat-Nya dari Allah dan berpaling kepada allah lain (baca kembali 25-27). Peran dan keberadaan mereka tidak berguna sama sekali (32).

Allah menegaskan bahwa tugas memberitakan firman-Nya harus dilakukan dengan penuh keseriusan, berintegritas dan tanggung jawab mewartakan keselamatan Allah (33-40). Ini menjadi refleksi sekaligus teguran bagi kita, umat Tuhan Allah di konteks zaman now, yang banyak kepalsuan dan tipu menipu. Sekaligus zaman yang menantang kita untuk semakin berintegritas dalam iman, pengharapan dan kasih Tuhan yang nyata di keseharian.

Mari jangan pernah tergoda ajaran ataupun berpikir bahwa Tuhan jauh dari kita, di langit yang tertinggi, dan tidak melihat, tidak mendengar, atau tidak memerhatikan apa terjadi dan kita lalukan dilakukan di bumi, ajaran, falsafah ataupun β€œkhotbah/nubuatan” seperti ini sangatlah keliru. Juga ingat dan sadarilah selalu bahwa Tuhan Allah selalu adalah Tuhan yang Maha Mengetahui dan Maha Hadir. Mungkin manusia bisa menipu manusia, namun tidak dapat menipu-Nya. Sekaligus mari integritas kita dalam Allah meluap nyata lewat panca indera di ucapan dan tingkah laku kita, dalam kegidupan keluarga, bermasyarakat, berbangsa bernegara, dan bahkan sebagai penghuni bumi hingga alam semesta. Mari memiliki karakter kepribadian yang konsisten dan utuh dalam kejujuran, komitmen, tanggung jawab. Mari tidak membedakan (tidak SARA), tidak membully, tidak korupsi, dan tidak menipu meliciki orang lain. Juga berintegritas berwujud menepati apa diucapkan, setia, menghargai semua orang, juga bisa menghargai waktu. Walau tiap kita tetap punya kekurangkan dan keterbatasan, marilah berintegritas tinggi memiliki prinsip dan nilai-nilai hidup lewat perbuatan Kasih kepada sesama warga negara Indobesua, kepada semua manusia, kepada juga seluruh ciptaan Tuhan. Salam integritas. Selamat HUT ke-80 Republik Indonesia tercinta. Merdeka!

Amin.

Media: GKJ-N/No.03/08/2025

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.