Sukacita Saat Berharap Pada TUHAN (Mazmur 72: 1-7)

Sukacita Saat Berharap Pada TUHAN (Mazmur 72: 1-7)

“Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran!” (Mazmur 72: 3)

Sukacita Mazmur ini merupakan nyanyian yang berisi permohonan bagi raja. Syair mazmur ini disadur oleh Salomo dari doa pengharapan Daud baginya sebagai penerus dinasti Kerajaan Daud. Nada pengharapan semakin ditemukan hingga akhir bacaan, saat pemazmur sepertinya mengungkapkan istilah yang cukup terkenal, “Filiabitur nomen ejus” yang arti sederhananya penuh dengan pengharapan: Nama-Nya akan dilanjutkan kepada angkatan selanjutnya. Selagi dunia ini masih berdiri, semua bangsa menyebut-Nya bersukacita.

Refleksi perenungan Adven ke-2 ini berisi nubuatan mengenai kejayaan dan keberlangsungan kerajaan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus yang diperlambangkan oleh masa pemerintahan Salomo. Di dalam mazmur ini Daud memaparkan kepada Salomo gambaran yang ideal tentang hubungan antara pemerintah, Tuhan, dan rakyatnya. Melalui mazmur ini Daud mengajarkan kepada rakyatnya untuk mendoakan Salomo agar menggunakan kuasa yang diterimanya dari Tuhan, bukan demi keuntungannya sendiri, namun sebaliknya bagi kesejahteraan seluruh rakyat. Sejalan dengan perkembangan sejarah Israel yang berkali-kali jatuh ke dalam tangan raja-raja dan penguasa asing yang lalim, maka mazmur ini di kemudian hari digunakan sebagai doa pengharapan akan kedatangan Mesias sebagai raja Israel yang sejati.

Sifat-sifat mesianik mazmur ini tampak pada karakteristik raja yang digambarkannya: Ia memegang pemerintahan di bumi ini selama dunia belum lenyap (baca ulang ayat 5), dan namanya tetap untuk selama-lamanya. Kata-kata puisi seperti ini dirasakan sangat berlebihan bagi bangsa Israel jikalau ditujukan bagi seseorang raja yang adalah manusia biasa. Para penulis Perjanjian Baru mengaplikasikan konsep tentang Mesias ini pada Tuhan Yesus Kristus.

Nama Allah di dalam Tuhan Dan Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus, akan terus dirayakan dan disebut-sebut dalam mewujudkan tiap pengharapan. Mari kita menjadi “lidah akan mengakui nama-Nya dan setiap lutut akan bertelut di hadapan-Nya.”

Mari terpikat dengan ayat demi ayat di perikop kali ini, hingga ayat terakhir (ayat 7), terimalah juga maknai dengan sukacita: Pengharapan dalam dan dari-Nya, (seperti) saat ini kita sudah menerima semua Rahmat Keselamatan itu penuh sempurna.

“Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan!” Selamat bersukacita dan memengaruhi orang lain untuk terus berpengharapan memasuki pengharapan Minggu Adven 2 dengan penuh sukacita. Amin.

 

Oleh: Pdt. Lusindo YL Tobing, M.Th.

Share