TUHAN KEADILAN KITA
(YEREMIA 33: 14-16)

”Pada masa itu, Yehuda akan diselamatkan, dan Yerusalem akan hidup tenteram. Dengan inilah orang menamainya: TUHAN keadilan kita!”
(Yeremia 33: 16, TB2)

TUHAN Keadilan Kita (Yeremia 33: 14-16)

Kadang seseorang bisa merasa hidup ini tidak adil, ketika hidup yang dijalaninya terasa berat. Terlebih jika orang itu selama ini punya pengharapan yang kuat bahwa hidupnya akan berjalan baik-baik saja. Peristiwa dalam hidup seseorang yang semula berjalan baik-baik saja, memang bisa sekejap berubah. Sebelumnya seseorang terlihat sehat, tiba-tiba divonis mengidap penyakit berat dan membahayakan hidupnya. Perasaaan hidup tidak adil bisa semakin membesar, jika orang yang mengalami hal ini, merasa bahwa dirinya sudah banyak melakukan pekerjaan dan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Mengapa Tuhan membiarkan peristiwa buruk ini terjadi dalam hidupnya?

Perasaan semacam ini barangkali juga dimiliki orang-orang Israel dan Yehuda waktu itu. Situasi mereka saat itu memang sedang tidak baik. Saat itu, tentara raja Babel sedang mengepung Yerusalem, tinggal menunggu waktu untuk menggempur dan meruntuhkan tembok Yerusalem. Nabi Yeremia sendiri ditahan/dipenjara oleh Zedekia, raja Yehuda waktu itu. Raja Zedekia murka pada nabi Yeremia karena dianggap tidak punya rasa “nasionalisme”, tidak membela bangsanya sendiri, karena justru lancang menubuatkan kehancuran Yerusalem dan kekalahan raja Zedekia.

Orang Israel dan Yehuda yang sejak kecil ditanamkan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah, tentu sangat terguncang dengan peristiwa buruk ini. Mengapa Tuhan tidak menolong dan melindungi mereka? Di mana keadilan Tuhan bagi umat-Nya?

Nubuat Yeremia tentu bukan muncul dari pikiran Yeremia sendiri, Yeremia menyampaikan apa yang diterimanya dari Tuhan. Betapapun buruk isi nubuatnya, tetap harus disampaikan apapun risiko yang harus dihadapi Yeremia. Namun sebenarnya, kabar baik juga disampaikan oleh Yeremia. Perikop pasal 33 mewartakan kabar baik tersebut. Janji Allah terhadap umat-Nya tetap akan terpenuhi. Keadilan dan kebenaran-Nya tetap akan terwujud dalam kehidupan umat-Nya. Janji Tuhan adalah menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri (ayat 15). Karena pemulihan inilah, umat akan menamai Tuhan dengan: TUHAN keadilan kita.

Keadilan Tuhan bukan sekadar Tuhan bertindak adil melainkan juga Tuhan bertindak benar. Tuhan yang adil berarti Tuhan yang melakukan apa yang benar sesuai dengan kehendak-Nya. Umat-Nya diajak untuk selalu bisa memahami dalam situasi sulit yang mereka alami, Tuhan pasti bertindak adil dan benar. Bisa jadi, memang tidak selalu mudah bagi kita, terutama dalam masa-sama hidup yang sulit dan berat, untuk bisa tetap mengakui keadilan dan kebenaran Tuhan. Namun demikian, kita harus tetap belajar untuk mengakui keadilan dan kebenaran Tuhan tidak akan beranjak dalam hidup kita, apa juga yang terjadi dalam hidup kita, baik atau buruk.

Amin.

Media: GKJ-N/No.01/12/2024

Oleh: Pdt. Dr. Agus Hendratmo

Share