TUNJUKKAN BUAH PERTOBATANMU!
(LUKAS 3: 7-18)

”Jadi, hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Jangan mulai berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa leluhur kami!…”
(Lukas 3: 8, TB2
)

Tunjukkan Buah Pertobatanmu!

Pertobatan memang tidak boleh berhenti pada kata-kata manis belaka. Jika ada seseorang yang menyatakan telah menyesali perbuatan buruk yang dilakukannya, namun tak lama kemudian ia mengulang perbuatan buruknya tersebut, semanis apapun kata-kata yang dipakai saat bertobat, tidak punya makna apa-apa.”Saya menyesal telah menamparmu,”kata suami kepada istrinya. Namun beberapa hari kemudian, sang suami sudah lupa pada penyesalannya dan menampar lagi istrinya.

Yohanes Pembaptis tidak hanya menyerukan ajakan pertobatan, melainkan juga seruan untuk menghasilkan buah-buah pertobatan. Artinya, seseorang yang sudah bertobat dalam kata-kata, harus segera disusul juga pertobatan dalam perbuatan atau tindakan. Pada dasarnya memang itulah makna pertobatan, perubahan secara menyeluruh. Kata pertobatan yang dipakai dalam bahasa Yunani, metanoia, secara harfiah berarti pembalikan, atau berbalik ke arah yang benar. Bayangkan, kita salah arah jika tetap berjalan ke depan. Apa yang harus kita lakukan? Kita harus berbalik, putar balik menuju arah yang benar.

Tindakan menghasilkan buah-buah pertobatan berlaku bagi semua, termasuk umat-Nya. Tidak ada perkecualian. Mentang-mentang hidup sebagai anak-anak Abraham, terus seseorang bisa seenaknya berbuat dosa, ataupun bertobat hanya manis di bibir. Tidak bisa semacam itu! Justru hidup sebagai anak-anak Abraham memiliki tanggung jawab yang lebih untuk menghasilkan buah-buah pertobatan. Penghakiman Allah berlaku untuk semua orang termasuk umat-Nya. Dengan nada keras, Yohanes bahkan mengatakan kapak sudah tersedia, dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api (ayat 9).

Buah-buah pertobatan yang bisa dihasilkan umat tentu bisa beragam. Contohnya, bagi yang hidup berkelebihan, berbagilah dengan yang kekurangan (ayat 11). Bagi yang giat bekerja dalam profesinya masing-masing, jangan serakah dan memperdaya orang yang lemah (ayat 13). Bagi yang berkuasa dan memegang pimpinan, jangan menyalahgunakan kekuasaan untuk merampas dan menindas orang lain demi kepentingannya sendiri (ayat 14).
Menghasilkan buah-buah pertobatan, menjadi ekspresi iman yang sangat penting dalam menyambut dan mempersiapkan kedatangan Tuhan. Itulah sebabnya, di minggu Adven ke-3 ini, kita juga diajak melihat kembali hidup kita: Apakah kita melakukan banyak kesalahan dan dosa? Apakah kita sudah menyesal, minta maaf dan minta ampun atas kesalahan atau dosa kita? Apa saja buah pertobatan yang sudah kita hasilkan dalam hidup kita? Ingat ya, jangan biarkan diri kita terjebak dalam pola pikir bahwa tidak ada kesalahan dalam diri kita, sehingga tidak perlulah kita bertobat dan menghasilkan buah pertobatan.

Amin.

Media: GKJ-N/No.03/12/2024

Oleh: Pdt. Dr. Agus Hendratmo