Yang Kecil Dipanggil dan Dikuduskan-Nya (Mikha 5:1-4a)
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel,…” (Mikha 5: 1)
Mana yang biasanya lebih cepat menarik perhatian kita dan membuat kita lebih percaya padanya? Orang besar, tampan, murah senyum dengan badan kekar, atau orang kecil, wajah buruk, muka masam dengan badan kurus? Biasanya manusia akan lebih memberikan perhatian pada orang yang besar, tampan/cantik, murah senyum dibandingkan dengan yang lainnya. Dalam bahasa sains, hal semacam ini disebut sebagai bias kognitif, sebentuk kegagalan kita untuk berpikir jernih. Padahal yang besar, tampan, murah senyum itu bisa saja seorang penjahat, sedangkan yang kecil, wajah buruk itu seorang dermawan.
Pada zaman nabi Mikha, Betlehem hanyalah sebuah desa kecil. Berbeda sekali jika dibandingkan dengan Yerusalem, kota besar, pusat dari Kerajaaan Yehuda. Desa ini berdiri pada ketinggian 765 meter di atas permukaan laut, 30 meter lebih tinggi dibandingkan dengan kota megah Yerusalem. Banyak orang lebih suka membicarakan kota Yerusalem dibandingkan Betlehem. Banyak orang Betlehem memilih bekerja di Yerusalem, daripada orang Yerusalem bekerja di Betlehem. Tidak akan ada orang yang menyangka dari tempat ini akan lahir seorang juruselamat bagi umat manusia.
Namun demikian, yang kecil ini justru dipanggil dan dikuduskan-Nya. Dari kota yang kecil inilah, Daud seorang pemuda kelahiran Betlehem, yang kalah kekar dan tampan dari saudara-saudaranya, dipilih oleh nabi Samuel sebagai penyelamat atas Israel (I Samuel 16). Nabi Mikha juga menubuatkan hadirnya Sang Raja Damai, Sang Mesias, bukan dari kota Yerusalem yang megah dan besar, melainkan dari desa Betlehem yang kecil ini.
Jadi, di hadapan Tuhan, bahkan ketika Anda merasa kecil, Anda tetaplah seseorang yang berharga di hadapan Tuhan, yang dipanggil dan dikuduskan-Nya. Amin.
Oleh: Pdt. Agus Hendratmo, M.Th